Beberapa Hal Salah tentang
Pendidikan Seks - Sampai
sekarang, diketahui bahwa banyak anak yang mencapai usia dewasa tidak mempunyai
bekal pendidikan seks. Padahal, pendidikan seks sebenarnya cukup penting,
apalagi jika anak mencapai usia remaja. Saat ini, pendidikan
seks remaja dirasa sangat kurang. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus
kekerasan seksual yang menimpa remaja. Karena itu, agar hal-hal buruk tidak
terjadi lagi, sebaiknya pemerintah bekerja sama dengan pihak sekolah untuk
menyelenggarakan pendidikan seks remaja.
Pendidikan Seks Remaja |
Sebenarnya
pendidikan seks dapat dimulai dengan memberikan bagaimana unsur anatomi dan
fungsi dari tubuh perempuan dan laki-laki. Selain itu, pendidikan seks bisa
juga dijelaskan mengenai tata nilai serta bagaimana seharusnya sikap yang
diambil ketika berhubungan dengan lain jenis. Pendidikan
seks remaja juga dapat digunakan sebagai sarana agar remaja dapat
membawakan peran sesuai dengan gender serta organ reproduksinya, sehingga
ketika dewasa nanti, para remaja dapat bersikap serta bertindak lebih matang
dan dewasa dalam hal-hal yang berhubungan dengan seks.
Jadi,
pendidikan seks dapat ditujukan kepada pembentukan kepribadian sesuai dengan
organ reproduksi masing-masing. Karena itulah dibutuhkan unsur pendidikan lain
yakni pendidikan etika, agama, sosiologi, serta psikologi. Meski begitu,
sebenarnya untuk menyampaikan pendidikan mengenai seks bukan sesuatu yang
mudah. Hal ini dikarenakan, dibutuhkan orang yang benar-benar mumpuni,
kompeten, serta dapat bersikap wajar untuk menyampaikan agar para remaja tidak
salah tangkap. Selain itu, masyarakat masih beranggapan bahwa pendidikan seks
bukanlah sesuatu yang penting dan juga banyak yang mempunyai anggapan keliru
mengenai pendidikan seks itu.
Anggapan
keliru itu misalnya, pendidikan seks justru hanya membuat remaja jadi semakin
ingin mencoba kegiatan seksual. Padahal hal ini tidak benar karena pendidikan
seks tidak berisi tentang teknik maupun bagaimana cara praktik seks. Pendidikan
seks ini justru dapat menjadi bekal remaja jadi mereka dapat mengetahui bahwa
hal itu tidak boleh dilakukan sebelum pernikahan, meskipun mereka sudah bisa
melakukannya.
Selain itu,
sebenarnya pendidikan seks adalah tugas orang tua juga, bukan hanya tugas
sekolah. Pendidikan seks sebenarnya juga tidak hanya ditujukan untuk remaja
saja, tetapi harus diberikan sejak kecil. Orang tua harus memberikan pengertian
kepada anaknya bahwa perbedaan gender itu memang alami. Seain itu, hal itu
bukanlah sesuatu yang jorok ataupun dosa. Jadi sejak kecil pun anak-anak sudah
paham bagaimana membawakan peran sesuai gendernya masing-masing. Jadi,
pendidikan seksual tidaklah diberikan kepada suami istri—anggapan yang salah.
Pendidikan seksual yang dimulai sejak kecil akan membantu anak menghadapi masa
dewasanya.
Selain itu,
masih ada juga yang beranggapan bahwa pendidikan seks lebih cocok untuk
diberikan di negara maju daripada di negara Indonesia karena tidak sesuai
dengan budaya timur. Hal ini salah karena setiap orang harusnya mempunyai bekal
nilai-nilai yang baik sebagai pegangannya hingga dewasa nanti jadi dia dapat
menjadi orang yang bertanggung jawab.
Di samping itu, masih ada juga yang merasa bahwa
pendidikan sebaiknya tidak diberikan secara terbuka dan luas. Hal ini tidak
benar karena seks bukanlah sesuatu yang tabu. Jika anak mempunyai kepribadian
yang menyimpang, bisa jadi hal ini dikarenakan anggapannya yang salah mengenai
seks. Selain itu, perlu dipahami juga bahwa pendidikan seks ini tidak harus
diberikan secara terpisah antara remaja perempuan dan remaja laki-laki. Seks
adalah sesuatu yang alami dan wajar dan bukanlah sesuatu yang kotor. Jadi anak
perempuan perlu tahu tentang organ reproduksi anak laki-laki, begitu pula
sebaliknya.